Senin, 25 Mei 2009

Remaja Indonesia Minim Pengetahuan Kesehatan Reproduksi

Rabu, 3 September 2008 | 17:52 WIB

DENPASAR, RABU - Remaja Indonesia masih minim mendapatkan pengetahuan tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi, karena untuk penyampaian informasi mengenai hal itu masih dianggap tabu.

"Selain itu belum ada kurikulum kesehatan reproduksi dan pelayanan yang ramah terhadap remaja. Kita juga belum memiliki undang-undang yang mengakomodir hak-hak remaja," kata Ketua Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Propinsi Bali, dr Made Oka Negara di Denpasar, Selasa.

Ia mengatakan, pihak Depdiknas dalam kurikulum nasional 1994 telah menyetujui pendidikan kesehatan reproduksi remaja diberikan secara umum melalui mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan, IPA serta Agama. Tetapi secara khusus masih sedikit yakni sekitar dua jam dalam seminggu.

"Kenyataan pendidikan kesehatan reproduksi remaja yang telah dituangkan dalam kurikulum nasional tersebut belum sepenuhnya dapat berjalan dalam proses belajar-mengajar," katanya.

Hal tersebut juga disebabkan karena ketidaksiapan tenaga pendidik, terbatasnya bahan pelajaran bagi guru, masih dianggap tabu dan banyaknya hambatan kultural.

"Sehingga perlu sekali terobosan yang dilakukan baik lewat jalur kurikuler, ekstrakurikuler maupun kegiatan khusus kerjasama dengan lembaga lain," ucapnya.

Menurutnya, permasalahan kesehatan reproduksi remaja sangat penting dan aset masa depan, tetapi remaja justru berada dalam periode transisi yang penuh gejolak.

"Masalah itu disebabkan minimnya sarana dan prasarana dan kurangnya melibatkan remaja dalam setiap kegiatan yang dilakukan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional maupun KSM terkait," kata Oka Negara.

ABD
Sumber : Antara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar