Jumat, 22 Mei 2009

Meski Ada BOS dan BOP, Sekolah Gratis Tetap Sulit Terwujud

BANTUL, SELASA — Meski pemerintah pusat sudah mengucurkan biaya operasional sekolah atau BOS, dan Pemerintah Kabupaten Bantul dengan biaya operasional sekolah atau BOP, sekolah-sekolah di Bantul, DI Yogyakarta, tetap sulit mewujudkan sekolah gratis. Mereka hanya bisa menggratiskan sumbangan pengembangan pendidikan atau SPP.
Sekolah tetap saja memungut biaya tambahan karena dana BOS dan BOP tidak mencukupi, apalagi standar biaya per sekolah berbeda-beda. "Untuk sekolah pinggiran seperti kami saja biaya sekitar Rp 720.000 per tahun, sementara dana BOS ditambah dana BOP besarnya masih di bawah angka tersebut," kata Waluya, Kepala Sekolah SMP Patria Bantul, Selasa (17/2).
SMP Patria adalah salah satu sekolah yang tidak diunggulkan sehingga jumlah siswanya tidak terlalu banyak. Tiap siswa menerima dana BOS sebesar Rp 354.000 per tahun dan BOP sebesar 127.000 per tahun. Bila dana BOS jadi naik ke Rp 570.000 per tahun, maka SMP Patria tetap masih harus memungut biaya tambahan.
Selama ini kami sudah menggratiskan SPP, tetapi pungutan lain tetap ada seperti pungutan untuk ekstrakurikuler. "Sebenarnya biaya sudah kami tekan, tetapi tetap saja dana tidak mencukupi," katanya.
Biaya yang ditekan itu, lanjut Waluya, seperti honor guru kontrak. Bila sekolah lain memasang tarif Rp 10.000-Rp 15.000 tiap satu jam mengajar, SMP Patria hanya mampu membayar Rp 7.500 per jam.
Menurut Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah Bantul Sulistyo Wardono, dengan dana BOS lama, ia masih memberlakukan biaya SPP sebesar Rp 20.000 per bulan. Dengan naiknya dana BOS, ia yakin bisa membebaskan biaya SPP tersebut. Namun, ia tidak yakin bisa menggratiskan seluruh biaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar