Rabu, 22 April 2009

STRATEGY ACTIVE LEARNING

mukhlis F, Selasa, 2009 April 21




C. TEKNIK MEMBUAT SISWA AKTIF BELAJAR
Proses pembelajaran yang terjadi selama ini siswa menerima materi dari guru tanpa analisis kritis dari siswa, sehingga guru merupakan pusat informasi dengan segala interpretasinya sendiri. Guru menerima informasi pertama dari sumber bahan ajar, kemudian disampaikan kepada murid, sehingga murid menerima informa kedua yang bersumber dari guru. Hal ini menyebabkan siswa pasif, kurang informatif, salah interpretatif kerana mendapat informasi sumber kedua, bukan sumber pertama.
Setelah mendapat informasi dari sumber kedua, murid tidak diberi kesempatan untuk menganalisis secara kritis materi yang disampaikan guru. Padahal, murid adalah sosok manusia yang mempunyai potensi unggul yang dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran. Potensi kritis yang dimiliki oleh siswa menjadi tidak berkembang, sehingga mengakibatkan perkembangan kemampuan daya pikir siswa juga tidak berkembang.
Cara pertama untuk membuat siswa aktif belajar adalah dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan sumber informasi pertama. Siswa dibimbing dan diarahkan kepada sumber belajar pertama, seperti fenomena sosial, buku, majalah, surat kabar, jurnal, hasil penelitian dan sebagainya. Semua sumber informasi pertama disajikan kepada siswa, sehingga siswa akan melakukan beberapa hal, sepereti :
a. Membaca, memahami dan mengerti informasi dengan cermat
b. Mengidentifikasi maslah
c. Memecahkan masalah
d. Mengambul kesimpulan
e. Melaksanakan kesimpulan
Siswa akan merasa dihargai, dihormati dan diperhatikan oleh guru, sehingga dalam dirinya timbul dan tumbuh kepercayaan untuk memecahkan beberapa persoalan. Sifat problem solving menurut siswa akan membangkitkan motivasi dan semangat siswa untuk mbelajar aktif. Apabila pemecahan masalah selalu diberikan oleh guru, siswa menjadi pasif, kurang bergairah belajar dan mendorong siswa menjadi pendengar pasif.
Cara kedua untuk membuat siswa aktif belajar adalah dengan mengajak berpikir kritis. Guru menyajikan materi dengan analisis guru, akan berbeda dengan dengan siswa yang menerima informasi dengan berpikir kritisnya siswa. Ketika siswa diberi kesempatan untuk mengkritisi materi pelajaran, siswa akan melakukan beberapa hal, antara lain :
a. Mengidentifikasi masalah dengan pertanyaan kritis
b. Membuat kunci pokok untuk membuat hipotesis
c. Menyusun data dan fakta
d. Menguji validitas hipotesis dengan cara berpikir kritis.
Dengan melakukan hal seperti diatas, siswa akan mendapat : 1) pengetahuan, yang mencakup : a) Pengetahuan fakta, yakni semua informasi dan data yang dapat diperiksa ketepatannya dan telah diterima secara umum kebenarannya. b) Pengetahuan secara konseptual, yakni ide umum dalam pikiran seseorang yang menggunakan tindakan yang menghasilkan nilai dan sifat umum. c) Pengetahuan generalisasi, yakni pernyataan umum atau teori yang menyatukan beberapa konsep dengan makna yang luas. 2) Ketrampilan akademis, yang meliputi : a) Ketrampilan akademis sederhama, seperti mengingat, menafsirkan, menerapkan, menganalisis, mensintesis dan menilai. b) Ketrampilan akademis penyelidikan sampai ketrampilan yang valid, seperti bertanya dan memahami masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menafsirkan, merumuskan generalisasi dan membuat kesimpulan akhir. c) Ketrampilan akademis berpikir kritis sampai berpikir kreatif . 3) Sikap dan nilai yang baik, dan 4) Ketrampilan sosial, mencakup a) Tingkah laku dalam pergaulan, baik resmi maupun tidak resmi b) Ketrampilan dalam mengorganisasi secara cerdas, teliti dan sopan.

D. METODE ACTIVE LEARNING
Dalam praktek proses pembelajaran, teknik belajar aktif diatas, tidak serta merta dapat dilakukan oleh guru dan siswa. Ada dua hal yang dapat dilakukan Guru
Pertama menggunakan pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang biasa dipergunakan antara lain :
a. Pendekatan rasional, yaitu suatu pendekatan dalam proses belajar mengajar yang lebih menekankan pada aspek berpikir, baik berpikir induktif maupun deduktif.
b. Pendekatan emosional, yaitu upaya menggugah perasaan (emosi) siswa dalam menghayati perilaku yang sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa
c. Pendekatan pengalaman, yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan dan merasakan hasil hasil pengalaman belajar dalam menghadapi kehidupan sehatri hari
d. Pendekatan pembiasaan, yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk membiasakan sikap dan perilaku, baik yang sesuai dengan dengan ajaran agama maupun yang sesuai dengan budaya bangsa dalam menghadapi persoalan hidup
e. Pendekatan fungsional, yaitu menyajikan materi pokok dari segi manfaatnya bagi siswa dalam kehidupan sehari hari
f. Pendekatan keteladanan, yaitu menjadikan fihur guru sebagai cermin bagi siswa, sehingga guru adalah figur yang dapat di gugu dan ditiru.

Kedua, memilih dan menentukan suatu metode untuk mendorong siswa aktif belajar. Banyak metode yang biasa dilaksanakan dalam proses belajar mengajar selama ini, seperti :
g. Metode Ceramah
h. Metode Diskusi
i. Metode Tanya Jawab
j. Metode Resitasi
k. Metode Karyawisata
l. Metode Demonstrasi
m. Metode Eksperimen, dan sebagainya

Pengalaman penggunaan metode diatas selama ini telah membuat sistem proses pembelajaran menjadi kaku dan hasilnya kurang memuaskan. Hal ini terbukti dengan adanya kualitas pembelajaran dan mutu pendidikan selalu dipertanyakan, bahkan dinilai mutu pendidikan sangat rendah. Sudah barang tentu penyebab satu-satunya bukan penggunaan metode pembelajaran saja, melainkan banyak faktor. Tetapi salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, kreatif dan dinamis, diantaranya menggunakan metode pembelajaran aktif.
Dalam strategi active learning, tidak ada metode yang paling benar, tetapi yang ada adalah metode yang palingh tepat dan cocok. Hal ini memerlukan ketrampilan guru untuk dapat memilih dan menentukan metode yang akan dipergunakan. Anjuran bagi guru dalam memilih strategi belajar aktif adalah :
a. Untuk mempraktekkan satu strategi, pilihlah materi yang betul betul sesuai
b. Jangan mempraktekkan strategi terlalu banyak kepada murid
c. Jika memerlukan modifikasi, jangan segan segan untuk melakukannya
d. Dalam satu kali pertemuan, 45 X 2 misalnya, bisa memodifikasi beberapa strategi.
Prinsip umum dalam menggunakan suatu strateri adalah :
a. strategi yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motivasi, minat dan gairah belajar siswa
b. Strategi yang dipergunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan bekajar siswa
c. Strategi mengajar yang dipergunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasiul karya
d. Strategi yang dipergunakan harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan)
e. Strategi mengajar yang dipergunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi
f. Strategi mengajar yang dipergunakan harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan
g. Strategi mengajar yang dipergunakan harusa dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Metode pembelajaran active learning yang dikembangkan dewasa ini banyak ragamnya. Dalam makalah ini akan ditampilkan beberapa metode yang dianggap sangat cocok dan tepat untuk dipraktekkan dalam pembelajaran di MTs dan MA.

a Listening Teams (Tim Pendengar)
Metode ini salah satu cara untuk membantu siswa agar tetap terfokus dan selalu siap selama proses pembelajaran berlangsung. Metode ini memberikan kesempatan kelas dibagi menjadi kelompok kelompok kecil yang bertanggungjawab menjelaskan materi pelajaran. Listening teams dibantu guru dengan metode ceramah. Langkah lestening teamas adalah sebagai berikut :
1. Kelas dibagi menjadi empat kelompok dan setiap kelompok mendapatkan tugas sebagai berikut :
a. kelompok I : bertugas merumuskan pertanyaan berdasarkan materi yang baru saja disampaikan guru
b. kelompok II : bertugas mendukung materi yang baru saja disampaikan guru dengan alasan alasan logis
c. kelompok III : bertugas menentang materi yang baru saja disampaikan oleh gvuru dengan alasan logis
d. kelompok IV : bertugas memberi contoh/aplikasi materi.
2. Guru menyampaikan materi pelajaran dengan ceramah. Setelah selesei, beri kesempatan kepada setiap kelompok untuk menyeleseikan tugasnya masing masing
3. Guru meminta masing masing kelompok untuk menyampaikan hail dari tugas mereka
4. Guru memberi klarifikasi secukupnya.

b. Active Debate (Debat Aktif)
Debat bisa menjadi satu metode berharga untuk mengembangkan pemikiran dan refleksi, khususnya jika para siswa diharapkan dapat mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan keyakinan mereka sendiri. Debat aktif adalah strategi yang secara aktif melibatkan semua siswa dalam kelas. Langkah langkah debat aktif aalah :
1. Guru mengembangkan materi pelajaran dengan suatu pernyataan yang berkaitan dengan isu kontroversial.
2. Kelas dibagi menjadi dua kelompok besar. Kelompok pertama sebagai kelompok pendukung (pro) dan kelompok kedua sebagai kelompok penentang (kontra)
3. Selanjutnya, guru membagi kelompok pendukung (pro) menjadi sub sub kelompok. Begitu pula dengan kelompok penentang (kontra). Misalnya dalam satu kelas ada 40 siswa, kelompok pro dibagi menjadi 4 sub sub kelompok yang terdiri dari 5 siswa dan kelompok kontra menjaji 4 sub sub kelompok dan setiap sub kelompok terdiri dari 5 siswa.
4. Setiap sub sub kelompok diminta untuk mengembangkan argumentasi sesuai dengan tugas kelompoknya. Setiap sub sub kelompok menyiapkan juru bicara.
5. Siapkan kursi sesuai dengan jumlah sub sub kelompok pro dan sub sub kelompok kontra. Siswa yang lain duduk dibelakang kelompoknya masing masing untuk memberi dan membantu juru bicaranya. Kursi dapat diatur berhadap hadapan :
Kelompok pro : X X : kelompok kontra
X X
X X
6. Debat dimulai dengan setiap juru bicara mempresentasikan pandangan mereka. Ini disebut argumentasi pembuka
7. Setelah setiap sub sub kelompok telah mendengar argumentasi pembuka, guru meminta debat dihentikan dan setiap sub sub kelompok bergabung dengan kelompoknya masing masing untuk mempersiapkan strategi untuk mengkounter lawannya.
8. Guru dapat meminta untuk melanjutkan debat. Juru bicara yang saling berhadapan diminta untuk memberikan argumentasi penentang. Ketika debat berlangsung, peserta yang lain didorong untuk mencatat berbagai usulan atau bantahan.. Siswa diperbolehkan bertepok tangan atau bersorak sorai untuk mendukung juru bicaranya masing masing.
9. Pada saat yang tepat, akhiri debat. Tidak perlu menentukan kelompok mana yang menang dan mana yang kalah. Buatlah kelas dalam posisi kursi melingkar. Secara bersama siswa diminta untuk memberikan argumentasi tentang debat yang baru saja dilaksanakan.
10. Terakhir, guru memberikan usalan tentang materi yang baru saja diperdebatkan.

c. Point-Counterpoint
Metode merupakan sebuah cara untuk merangsang diskusi dan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang berbagai isu kontemporer. Strategi ini mirip debat, hanya dikemas dalam suasana yang tidak terlalu formal. Strategi ini membutuhkan materi pelajaran yang bersifat interpretatif. Contoh :
" Tentang guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Guru adalah soko negara yang membangun negara melalui pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Tugas guru sangat berat untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa yang cerdas, trampil dan berakhlak mulia. Sementara imbalan yang diterima guru tidak/belum memadai. Hidup guru dengan gaji yang diterima cukup untuk hidup pas pasan, hidup sederhana dan bersahaja. Jasa guru yang besar dengan imbalan jasa yang sangat kecil menimnulkan kesenjangan kesejahteraan masyarakat".
Dalam contoh diatas, terdapat tiga interpretatif :
1. Kelompok Guru
2. Kelompok Pemerintah
3. Kelompok PGRI
Langkah strategi point-counterpoint adalah :
1. Siswa dibagi menjadi tiga kelompok, sesuai dengan interpretatis fdiatas
2. Guru meminta masing masing kelompok untuk mempersiapkan argumentasi sesua dengan pandangan kelompok yang diwakili
3. Tempat duduk setiap kelompok dipisahkan
4. Setiap kelompopk mempersiapkan juru bicara untuk mengemukakan argumentasinya.
5. Guru meminta debat dengan kelompok mana yang mau memulai debat lebih dulu
6. Setelah juru bicara mengemukakan argumentasinya, kelompok yang lain diminta untuk mengoreksi atau membantah argumentasi kelompok lain
7. Debat diakhiri setelah masing masing kelompopk mengemukakan srgumentasinya.
8. Terakhir, furu memberikan ulasan tentang argumentasi tersebuit.

d. Jigsaw Learning (Belajar Model Jigsaw)
Strategi ini sangat menarik untuk dipergunakan jika materi yang akan diberikan dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain. Langkah Jigsaw Learning adalah :
1. Pilihlah materi pelajaran yang dapat dibagi menjadi beberapa bagian
2. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah bagian materi pelajaran yang ada. Jika jumlah bagian materi pelajaran ada 5 bagian dan jumlah siswa dalam kelas ada 40, maka kelas dapat dibagi menjadi 5 dasn setiap kelompok terdiri dari 8 siswa.
3. Setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materi pelajaran yang berbeda beda.
4. Selanjutnya, setiap kelompok ,memilih wakil untuk dikirim kepada kelompok lain untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di kelompok. Pengiriman wakil kelompok dapat diatur seperti :

Kelompok : I
Kelompok : II
Kelompok : III
Kelompok : IV
Kelompok : V


5. Kembalikan suasana kelas seperti semula, kemudian guru menanyakan apakah ada persoalan yang belum terpecahkan. Jika adala masalah yang belum terpecahkan, guru membantu memberi saran dan solusi.
6. Guru mengecek pemahaman siswa dengan beberapa pertanyaan.

e. Everyone is a Teacher Here (Setiap Orang Adalah Guru)
Stratgi ini sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan secara individu. Strategi ini memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk berperan sebagai guru bagi temannya sendiri. Dengan strategi ini siswa yang selama ini tidak mau terlibat diskusi atau terlibat aktif kelas, akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif. Langkah langkah strategi everyone is e teacher here adalah :
1. Bagikan secarik kertas/kartu indeks kepada seluruh siswa. Setiap siswa diminta untuk menuliskan satu pertanyaan tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari di kelas.
2. Guru bisa menyiapkan materi pelajaran dengan reding books,
3. Kumpulkan kertas pertanyaan tersebut secara acak dan bagikan kembali kepada siswa. Pastikan siswa tidak mendapat kertas pertanyaan yang ditulisnya sendiri. Guru meminta seluruh siswa untuk membaca dalam hati pertanyaan tersebut, kemudian memikirkan jawabannya.
4. Guru meminta siswa secara sukarela untuk membacakan pertanyaan tersebut dan menjawabnya
5. Setelah pertanyaan dibawa dan dijawab, mintalah siswa yang lain untuk menambah jawaban.
6. Lanjutkan dengan siswa yang lain sampai jam pelajaran berakhir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar